Selasa, 22 Januari 2013

TUGAS KIMIA SEMESTER 1

Pembuatan Larutan Kimia

Standar Kompetensi       : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor – faktor yang  memengaruhinya serta   penerapannya dalam kehidupan

Kompetensi Dasar           : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor – faktor yang memengaruhi laju reaksi

Tujuan Pembelajaran     : Menjelaskan pengertian kemolaran, serta cara menyediakan larutan dengan kemolaran tertentu

Teori                                      :

Zat kimia umumnya diperdagangkan dalam bentuk padatan  (Kristal) atau larutan pekat, jarang sekali dalam bentuk pakai. Sementara itu, di percobaan – percobaan laboratorium seringkali menggunakan larutan encer. Oleh karena itu, larutan yang diperlukan harus dibuat dari larutan pekat atau melarutkan zat padat.  Membuat larutan dari padatan murni dilakukan dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Larutan dibuat dengan konsentrasi tertentu, dan dinyatakan dalam konsentrasi Molaritas (M).

M = n/V      Dimana, M = Molaritas

n = jumlah zat terlarut (mol)

V = Volume Larutan (Liter)



Salah satu keuntungan jika konsentrasi larutan dinyatakan dengan kemolaran, maka menentukan jumlah mol zat terlarut dapat diperoleh dengan mengukur volume larutan.

Ketika bekerja di laboratorium juga diperlukan untuk mengencerkan larutan,yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidaklah berubah. Maka n1 = n2 atau

V1. M1 = V2 M2

Alat dan Bahan   :

Neraca                                                     8. Asam Oksalat C2H2O4                                 
Kaca Arloji                                            9. Aquadest
LAbu Ukur 100 ml dan 50 ml
 Pipet Volumetrik 25 ml
  Pengaduk
 Corong
 Bulp
Cara Kerja           :

Timbang ± 0.5 gram asam oksalat ke dalam kaca arloji
Masukkan asam oksalat ke dalam labu ukur 100 ml
Larutkan dengan aquadest, dan tambahkan hingga tanda batas
Kocok larutan sampai homogen
Pipet 25 ml larutan tersebut ke dalam labu ukur 50 ml, tambahkan aquadest hingga tanda batas.


Perhitungan       :

a.Hitung Molaritas larutan asam oksalat!
b.Hitunglah konsentrasi asam oksalat setelah diencerkan

Jawab:
a. M= gr/mr .1000/v
       = 0,5/90 . 1000/100
       = 0,5/90 . 10
       = 0,056 M

b. M1.V1   =  M2 . V2
   0,056.25 = M2 . 50
    1,4         = M2 . 50
      M2       = 0,028 M

 Kesimpulan        :
= Molaritas dari asam oksalat adalah 0,056 M dan konsentrasi asam oklasat setelah diencerkan adalah 0,028 M.

Kelompok 6:
  • Nurin Shabrina
  • Reysmia Rizky Febria
  • Salsabilla Intan Gofika Setiono
  • Tiana Handayani
  • Widya Naufalinda
XI IPA 1 (@cosinus13)

TUGAS KIMIA

Memperkirakan pH Suatu Larutan dengan beberapa indicator



A. Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan penerapannya

B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan teori – teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

C. Teori
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel .trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan indicator.

No.
Indikator
Perubahan Warna
Trayek pH
1.
Metil Jingga
Merah – Kuning
2,9 – 4,0
2.
Metil Merah
Merah – Kuning
4,2 – 6,3
3.
Bromtimol Biru
Kuning – Biru
6,0 – 7,6
4.
Fenolftalein
Tak berwarna – Merah
8,3 – 10,0
5.
Lakmus
Merah – biru
5,5 – 8,0


Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

D.Tujuan                  : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus dan beberapa  larutan indicator asam basa

Alat dan Bahan :
  1. Tabung Reaksi
  2. Pipet Tetes
  3. Rak Tabung
  4. Larutan A, B, C
  5. Air sumur
  6. Air sungai
  7. Air Cucian Beras
  8. Air Sabun
  9. Air Kelapa
  10. Air Teh
  11. Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP
Cara Kerja           :
1.       Larutan yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak ¼ tabung.
2.       Larutan diuji dengan kertas lakmus merah dan biru, catat perubahan warna yang terjadi.
3.       Larutan A dimasukkan ke dalam  empat buah tabung sebanyak ¼ tabung.
4.       Diteteskan larutan indicator ( metil merah pada tabung 1, metil jingga pada tabung 2, bromo timol biru pada tabung 3, dan fenol flatein pada tabung 4 ) dengan menggunakan  pipet tetes.
5.       Diamati perubahan warna yang terjadi.
6.       Hal yang sama ( langkah 3-5 ) dilakukan pada larutan yang lain.

Hasil Pengamatan           :
  1. Pengujian dengan kertas lakmus
No.
Larutan
Perubahan Warna Lakmus
Perkiraan pH
Merah
Biru
1.
A
Biru
Biru
Basa
2.
B
Biru
Biru
Basa
3.
C
Merah
Merah
Asam
4.
Air Sumur
Merah
Merah
Asam
5.
Air Sungai
Merah
Biru
Netral
6.
Air Sabun
Biru
Biru
Basa
7.
Air Teh
Merah
Merah
Asam
8.
Air Cucian Beras
Merah
Merah
Asam
9.
Air Kelapa
Merah
Merah
Asam

2. Pengujian dengan larutan indikator
No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
MM
MJ
BTB
PP
1.
A
 Kuning
 Orange
Biru tua 
 Ungu
Basa
2.
B
 Orange
 Orange
 Hijau
 Bening
Basa
3.
C
 Merah muda
 Merah
 Jingga
 Putih
Asam
4.
Air Sumur
 Kuning
 Jingga
 Hijau
 Bening
Asam
5.
Air Sungai
 Merah
 Jingga
 Hijau
 Putih
Netral
6.
Air Sabun
 Merah
 Jingga
 Biru
 Ungu
Basa
7.
Air Teh
 Merah
 Jingga
 Hijau
 Putih
Asam
8.
Air Cucian Beras
 Merah
 Jingga
 Kuning
 Putih
Asam
9.
Air Kelapa
 Merah
 Jingga
 Kuning
 Putih
Asam


H. Pembahasan
1. Sebutkan larutan apa saja yang bersifat asam, basa dan netral!
Jawab :
Asam (Larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa)
Basa (Larutan A dan Air Sabun)
Netral (Larutan B, Air Sungai dan Air Teh)

2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang bersifat asam, basa dan netral?
Jawab :
pH asam adalah antara 1 (kuat) – 6 (lemah)
pH basa adalah antara 8 (lemah) – 14 (kuat)
pH netral adalah 7

I. Kesimpulan : Setelah melakukan bermacam-macam percobaan menggunakan kertas lakmus berwarna merah dan biru, serta menggunakan larutan-larutan diatas dan dapat diketahui bahwa larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa memiliki pH dibawah 7 yaitu adalah bersifat asam. Untuk larutan A dan Air Sabun memiliki pH diatas 7 yang berart bersifat basa, sedangkan larutan B, Air Sungai dan Air Teh bersifat netral karena memiliki pH 7.
Tetapi saat dilakukan percobaan menggunakan larutan indicator (MM. MJ, BTB, PP) ada beberapa larutan yang hasilnya berbeda seperti larutan B, Air sungai dan Air Teh yang menunjukkan pH dibawah 7 yaitu 4,0 untuk larutan B dan 6,3 untuk Air Sungai dan juga Air Teh.

Nama Kelompok:
  1. Nurin Shabrina
  2. Reysmia R.F
  3. Salsabilla Intan
  4. Tiana Handayani

  • XI IPA 1

TUGAS KIMIA

Memperkirakan pH Suatu Larutan dengan beberapa indicator



A. Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan penerapannya

B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan teori – teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

C. Teori
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel .trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan indicator.

No.
Indikator
Perubahan Warna
Trayek pH
1.
Metil Jingga
Merah – Kuning
2,9 – 4,0
2.
Metil Merah
Merah – Kuning
4,2 – 6,3
3.
Bromtimol Biru
Kuning – Biru
6,0 – 7,6
4.
Fenolftalein
Tak berwarna – Merah
8,3 – 10,0
5.
Lakmus
Merah – biru
5,5 – 8,0


Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

D.Tujuan                  : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus dan beberapa  larutan indicator asam basa

Alat dan Bahan :
  1. Tabung Reaksi
  2. Pipet Tetes
  3. Rak Tabung
  4. Larutan A, B, C
  5. Air sumur
  6. Air sungai
  7. Air Cucian Beras
  8. Air Sabun
  9. Air Kelapa
  10. Air Teh
  11. Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP
Cara Kerja           :
1.       Larutan yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak ¼ tabung.
2.       Larutan diuji dengan kertas lakmus merah dan biru, catat perubahan warna yang terjadi.
3.       Larutan A dimasukkan ke dalam  empat buah tabung sebanyak ¼ tabung.
4.       Diteteskan larutan indicator ( metil merah pada tabung 1, metil jingga pada tabung 2, bromo timol biru pada tabung 3, dan fenol flatein pada tabung 4 ) dengan menggunakan  pipet tetes.
5.       Diamati perubahan warna yang terjadi.
6.       Hal yang sama ( langkah 3-5 ) dilakukan pada larutan yang lain.

Hasil Pengamatan           :
  1. Pengujian dengan kertas lakmus
No.
Larutan
Perubahan Warna Lakmus
Perkiraan pH
Merah
Biru
1.
A
Biru
Biru
Basa
2.
B
Biru
Biru
Basa
3.
C
Merah
Merah
Asam
4.
Air Sumur
Merah
Merah
Asam
5.
Air Sungai
Merah
Biru
Netral
6.
Air Sabun
Biru
Biru
Basa
7.
Air Teh
Merah
Merah
Asam
8.
Air Cucian Beras
Merah
Merah
Asam
9.
Air Kelapa
Merah
Merah
Asam

2. Pengujian dengan larutan indikator
No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
MM
MJ
BTB
PP
1.
A
 Kuning
 Orange
Biru tua 
 Ungu
Basa
2.
B
 Orange
 Orange
 Hijau
 Bening
Basa
3.
C
 Merah muda
 Merah
 Jingga
 Putih
Asam
4.
Air Sumur
 Kuning
 Jingga
 Hijau
 Bening
Asam
5.
Air Sungai
 Merah
 Jingga
 Hijau
 Putih
Netral
6.
Air Sabun
 Merah
 Jingga
 Biru
 Ungu
Basa
7.
Air Teh
 Merah
 Jingga
 Hijau
 Putih
Asam
8.
Air Cucian Beras
 Merah
 Jingga
 Kuning
 Putih
Asam
9.
Air Kelapa
 Merah
 Jingga
 Kuning
 Putih
Asam


H. Pembahasan
1. Sebutkan larutan apa saja yang bersifat asam, basa dan netral!
Jawab :
Asam (Larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa)
Basa (Larutan A dan Air Sabun)
Netral (Larutan B, Air Sungai dan Air Teh)

2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang bersifat asam, basa dan netral?
Jawab :
pH asam adalah antara 1 (kuat) – 6 (lemah)
pH basa adalah antara 8 (lemah) – 14 (kuat)
pH netral adalah 7

I. Kesimpulan : Setelah melakukan bermacam-macam percobaan menggunakan kertas lakmus berwarna merah dan biru, serta menggunakan larutan-larutan diatas dan dapat diketahui bahwa larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa memiliki pH dibawah 7 yaitu adalah bersifat asam. Untuk larutan A dan Air Sabun memiliki pH diatas 7 yang berart bersifat basa, sedangkan larutan B, Air Sungai dan Air Teh bersifat netral karena memiliki pH 7.
Tetapi saat dilakukan percobaan menggunakan larutan indicator (MM. MJ, BTB, PP) ada beberapa larutan yang hasilnya berbeda seperti larutan B, Air sungai dan Air Teh yang menunjukkan pH dibawah 7 yaitu 4,0 untuk larutan B dan 6,3 untuk Air Sungai dan juga Air Teh.

Nama Kelompok:
  1. Nurin Shabrina
  2. Reysmia R.F
  3. Salsabilla Intan
  4. Tiana Handayani

  • XI IPA 1